Pernahkah hatimu terjebak dalam labirin rindu yang tak bersuara?
Di mana cinta hanya berani berbisik, dan harapan menyelinap di sela-sela kehampaan? Inilah kisah tentang cinta yang tak terucap, sebuah perjalanan sunyi menuju pengikhlasan.
Ku dihantui rasa kebingungan,
Sampai semesta berisyarat,
Mungkin kalbumu dan kalbuku,
Bersama dan bersatu.
Setiap menatapmu binar mataku,
Senyumanmu entah darimana,
Jenggala hatimu sangat kalis,
Sesampai sangat susah ku buka.
Ku selalu cari tau tentang keberadaanmu,
Khawatir ku menyala dalam bisu,
Api cemburu menyelimuti ku,
Apa ini mencintai dalam bisu?
tak mungkin kita bersatu,
Jalinan dirimu dan diriku sangat jauh,
Waktu ku hanya sebentar,
Ku tunggu,pujanggaku
Ku titip kau dengan nestapa,
Bukan maksud menjauhimu,
Hanya saja melupakan mu,
Dan kau amorfati dengan nabastala mu.
Setiap melihatmu,
Binar mataku selalu terlihat
Lantas,ku selalu jatuh cinta padamu,
Berkali-kali dan saban waktu.
Adorasi ku telah rapuh,
Semua manusia tau jikalau pohon menyukaimu,
Tetapi semua hanya diam membisu,
Entah mereka ragu atau pura pura tak tau.
Kidung ku bersuara,
Dengan lembut dan halus,
Sambil berkata pada nestapa,
Aku mengikhlaskanmu,pujanggaku.
Oleh: alkana alvno
Dan akhirnya, aku mengerti—cinta yang sejati tak selalu harus memiliki. Ia mungkin lahir untuk menjadi puisi, mengalir tanpa batas, tanpa keharusan berlabuh.
Maka, biarlah aku titipkan segala rasa pada semesta, dan mengikhlaskanmu, seperti kidung yang melebur dalam angin.
Find me :
- Facebook: ddandrn
- Instagram: ddandrn
- Twitter: ddandrn
- Youtube: ddandrn
- Channel Telegram: Prosa Indonesia
No Comments