Di antara deru waktu yang tak pernah berhenti, aku menemukan diriku terjebak dalam labirin kata-kata, di mana setiap bait adalah cermin yang memantulkan jiwa yang berjuang. Baca juga:– Puisi Liris “Monolog Luka” – Puisi Liris “Simfoni Pagi” Dalam keheningan malam, aku melukis atma dengan tinta harapan dan kesedihan, merangkai kisah yang tak lekang oleh waktu. Aku melukis atma dengan kata,Mencengkram kembali…