Src: shofwhere.com |
Ada saatnya hidup menghantammu tanpa peringatan. Seperti ombak besar yang menyeretmu ke dalam, meninggalkanmu terkapar dengan pertanyaan: Kenapa aku? Kamu ingin melawan, tapi semakin kuat kamu berontak, semakin sesak dadamu terasa. Lelah. Hatimu penuh—dengan kebencian, penyesalan, dan kenangan yang terus menghantui.
Peluklah semuanya, peluk erat-erat.
Dekap seluruh kebencian itu. Hanya itu, cara agar hatimu damai.
Semua pertanyaan, semua keraguan, semua kecemasan,
semua kenangan masa lalu—peluklah mereka erat-erat.
Tak perlu disesali, tak perlu membenci,
untuk apa?
Bukankah kita selalu bisa melihat hari yang indah
meski di hari terburuk sekalipun?
Hidup ini adalah perjalanan panjang yang tidak selalu mulus.
Pada hari keberapa, pada jam keberapa, kita tidak pernah tahu rasa sakit apa yang harus kita lalui—sesak.
Kita tidak pernah tahu kapan hidup akan membanting kita sekali, membuat kita terduduk.
Yang kemudian membuat kita mengambil keputusan—satu dua keputusan yang membuat kita bangga, sisanya lebih banyak penyesalan.
Namun perlahan, kamu sadar, menerima bukan berarti kalah. Memeluk semua luka, kebencian, dan rasa sakit adalah langkah pertama menuju kedamaian. Karena di balik hari yang paling gelap, selalu ada matahari yang menunggu untuk menyapa.
- Baca juga: Senja yang menanti damai
- Baca juga: Aku, Pena, dan Penantian
Dan kamu, dengan segala yang telah kamu lalui, akan selalu punya kekuatan untuk bangkit. Jadi, peluklah semuanya, peluk erat-erat, dan lihatlah bagaimana hidup mulai berpihak padamu.
Find me :
- ⓕ ddandrn
- 🅾 ddandrn
- 𝕏 ddandrn
- ➤ Prosa Indonesia
- 🎥 My Youtube
No Comments