Dalam perjalanan hidup yang tak pernah berhenti, kita sering merasa tersesat, bertanya-tanya tentang tujuan sejati. Puisi ini mengajak kita merenungi makna di balik setiap langkah, menyelami kedalaman jiwa yang kadang sunyi, kadang bising oleh pertanyaan.
Baca Puisi Lainnya Disini: Karya Puisi
Setiap bait dalam puisi perjalanan hidup ini adalah undangan untuk menjelajah ke dalam diri, menemukan arti, walau hanya sepotong demi sepotong. Mari kita berjalan bersama, menapaki makna yang tersembunyi di balik tanya.
“Apa arti dari kita, yang hadir di dunia,
Saat waktu mengalir tanpa henti, tanpa suara?
Adakah kita hanya debu yang terhempas angin,
Atau titisan cahaya dalam gulita yang dingin?Jiwa ini, mengapa selalu merindu makna,
Berjalan meniti batas antara fana dan nirwana?
Dimanakah akhir dari segala pencarian,
Ketika setiap langkah terjerat dalam pertanyaan?Adakah tujuan di balik setiap napas yang terhembus,
Atau kita hanya bayangan yang tak pernah terurus?
Mengapa rasa sakit seakan bagian dari perjalanan,
Namun bahagia terasa semu, bagai fatamorgana impian?Apakah kita bebas, atau terikat dalam takdir,
Mengikuti alur, atau mampu menawar nasir?
Apakah yang hakiki, jika semua yang ada sirna,
Kenyataan hanya bayang, atau kebenaran yang sempurna?Dalam diam, kita bertanya pada langit tak berbatas,
Tentang hakikat diri, tentang esensi yang terbatas.”
— Oleh: Yahterserahlahapa
Mungkin kita tak akan pernah benar-benar menemukan semua jawabannya. Namun proses mencari—merenung, bertanya, jatuh, lalu bangkit lagi— adalah bagian dari anugerah yang membentuk kita.
Baca juga: Puisi Kehidupan
Puisi perjalanan hidup ini mengajak kita untuk terus merayakan hidup, meski sering tak pasti, meski penuh keraguan. Karena justru dalam keterbatasan, kita belajar menerima, dan dalam pertanyaan yang belum terjawab, kita menemukan makna.
No Comments