Puisi Karya MIHP – Siapa sangka, pertemuan sederhana bisa mengubah segalanya—menjadi awal kisah di mana aku rela tersesat, tenggelam, dan tersenyum sendiri di depan layar. Mungkin itulah pesan yang ingin disampaikan oleh sang penulis, MIHP. Secara pribadi, saya merasa prosa ini begitu indah. Ia mampu membangkitkan kenangan tentang seseorang di masa lalu—seseorang yang pernah membuat kita lupa arah, tapi tetap kita syukuri kehadirannya.
“Sebelum bertemu denganmu, aku tak percaya bahwa pertemuan sederhana mampu memicu rasa yang luar biasa.
Bagiku, hal seperti itu hanya ada di cerita-cerita fiksi atau di layar-layar kaca.
Kerap kubaca karya penyair yang terdengar hiperbolis tentang cinta. Aku tahu bagaimana rasanya bertemu orang-orang baru. Namun, bersamamu, aku justru bertemu dengan rasa yang belum pernah aku kenal sebelumnya.
Jika kau hutan, aku siap tersesat.
Jika kau lautan, aku rela tenggelam.
Jika kau pelangi, aku tak ingin jadi hujan.
Dan jika kau ilusi, aku tak ingin menjadi kenyataan.
Jangan salahkan aku jika tiba-tiba menjadi penyair setelah tersapu oleh tatapmu. Bagiku, matamu adalah ibu—tempat segala puisi beranak-pinak. Cukup sampai di situ saja, jangan terlalu dekat; aku malu jika kau dengar irama nafasku.
Ada sesuatu yang meledak di dadaku—entah apa, yang jelas kaulah penyebabnya.
Aku bukan seseorang yang suka membuka media sosial. Menurutku, itu hanya buang-buang waktu. Terlebih, orang-orang kini lebih sibuk menyebar kebencian—menyalahkan yang belum tentu salah, membenarkan yang belum tentu benar.
Tapi sejak mengenalmu, mengikuti akun media sosialmu, aku menyadari satu hal: media sosial ternyata bisa membuatku gila.
Diam memandangi fotomu membuatku tersenyum sendiri, membayangkan suatu hari fotoku akan kau unggah di sana—bersamamu, di atas pelaminan kita.
Aku benar-benar gila.
Maukah kau gila bersamaku?”
— MIHP
Akhir kata dari puisi karya MIHP, cinta seringkali datang di saat yang paling tak terduga, mengubah hal-hal biasa menjadi luar biasa. Kita semua pernah merasakan debar yang sulit dijelaskan—lewat tatapan, pertemuan singkat, atau kehadiran yang tiba-tiba memenuhi ruang hati dan pikiran.
Baca Puisi Lainnya Disini: Karya Puisi
Dari perjalanan ini, kita belajar bahwa cinta punya kekuatan untuk membuat kita “gila”—dalam cara yang paling manis. Jadi, mengapa tidak berbagi kegilaan itu bersama seseorang yang membuat semuanya berarti?
Sebab di balik senyum-senyum kecil dan harapan sederhana, tersimpan keinginan besar untuk berbagi hidup… sepenuhnya.
Karya kamu mau di Analisis dan post juga? Klik disini Untuk hubungi Admin ya!
Follow Us:
– Youtube
– Channel Telegram
– Fan Page Facebook
hal semanis itu menjadi luka bagi kuu ketika kita tidak lagi bersama. pernah segila itu saat aku kehilangan mu dan berharap tak akan aku temui fase seperti itu lagi.
maaf jika aku pernah berkata akan menjadi hidup lebih baik tapi ternyata hanya omong kosong, justru aku melakukan sebaliknya. lanjutkan hidupmu, kejarlah yang selama ini kau sebut Bahagia.
berkelana lah tuan, mengangumi mu sudah selesai. asing lah dan selamat berbahagia – L
hmm